Dari Sa’id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat
seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu
beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, “Wahai Sa’id, apakah Allah akan
menyiksa saya karena shalat?”, lalu Sa’id menjawab :”Tidak, tetapi Allah akan
menyiksamu karena menyalahi sunnah“
[SHAHIH. HR Baihaqi dalam
"As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih
wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].
Maka, janganlah kita meremehkan
perkara yang menyelisihi sunnah. Sekecil apa pun. Seperti misalnya
jenggot yang diperintahkan Rasulullah shalallahu
‘alaihiwassalam untuk dipanjangkan, namun justru malah kita potong
atau mendengarkan musik, memanjangkan kain di bawah mata kaki bagi pria, makan
dan minum dengan tangan kiri, makan sebelum lapar, berhenti makan sebelum
kenyang, dan perkara-perkara lainnya dari petunjuk Rasulullah shalallahu
‘alaihi wassalam. Jika kita menyelisihi sunnah, maka kita akan kehilangan
banyak kebaikan, baik berupa pahala (seperti memelihara jenggot yang dapat
menghasilkan pahala 24 jam penuh), maupun kesehatan (dalam etika makan dan
minum) dan hal-hal lainnya, bahkan ada yang ancamannya neraka
(seperti perkara isbal, yaitu memanjangkan kain di bawah mata kaki).
Shahih
Bukhari 5633:
صحيح البخاري ٥٦٣٣: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ مُخَارِقٍ سَمِعْتُ طَارِقًا قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Sesungguhnya
sebaik-baik ucapan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Shahih
Bukhari 6735:
صحيح البخاري ٦٧٣٥: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ سَمِعْتُ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيَّ
يَقُولُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَ
{ إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ }
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَ
{ إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ }
“Sebaik-baik
pembicaraan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan seburuk-buruk perbuatan adalah perkara baru,
” kemudian beliau mengutip ayat: ‘(Apa yang dijanjikan untuk kalian pasti akan
datang) ‘ (Qs. Al an’aam: 134).