Friday, May 24, 2013

TETESAN AIR MATA KEBAHAGIAAN


TETESAN AIR MATA KEBAHAGIAAN

Petunjuk Dalil

Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.  
(QS:As-Shad,38 ayat 87)
Pengkajian
Al-Qur’an merupakan sesuatu curahan rahmat dari Allah yang sungguh sangat luar biasa isi & maknanya (QS:Al-Anbiya,21 ayat 107), dibalik itu ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik (QS:Az-Zumar,39 ayat 27), untaian-untaian ayatnya sungguh indah nan menawan laksana bunga melati yang menebar harumya dimalam hari.
Dilihat dengan pandangan mata, Al-Qur’an hanyalah sebuah kitab yang berisi tulisan-tulisan Arab, tapi disisi lain jikalau seorang hamba membaca, meresapi, mempelajari, memahami dan menanamkan, daripada isi dan maksud yang terkutip didalamnya, bukan tidak mungkin seorang hamba itu akan meneteskan air mata yang mengalir dipipi, disebabkan Kebenaran Isi kandungan serta makna yang begitu mendalam (QS:Al-Maidah,5 ayat 83)
 

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Rabb Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).
Dengan selalu membaca memahami dan mempelajariNya, sehingga membuat kondisi seseorang yang dahulunya berada dalam kegelapan berangsur-angsur hijrah kepada cahaya terang benderang bagaikan bulan dimalam hari Kalau dalam istilah bahasa Arab Al Qur’an sebagai An-Nur sebagaimana yang telah temaktub dalam (QS: Ibrahim,14 ayat 1):
 

Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Dengan hijrahnya dari kegelapan menuju cahaya terang benderang, Jikalau terdapat baginya perintah-perintah ia akan selalu siap dengan kondisi apapun yang ada pada dirinya, seperti Kisah Ali bin Abi Tholib. Disaat para dedengkot-dedengkot (pemimpin-pemimpin) Quraisy seperti Abu Jahal, Abu Lahab,, dan yang lainnya yang tidak senang dengan ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad mengepung ditempat kediaman Rasulullah, pada saat itu Rasulullah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Tholib. Dengan kekuatan yang besar, mereka melakukan penjagaan yang sangat ketat, Rasullah telah mengetahui bahwa mereka mau membunuhnya, maka Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Tholib yang usia masih muda, Rasul berkata pada Ali : Ali kamu tidur disini ya (menggantikan posisi Rasul tidur) Kata Ali: Baik Rasul, kemudian Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari rumahnya untuk pergi, pada saat itu para pemimpin Quraisy dengan perintah Allah mata mereka tidak melihat bahwa Rasullah dan Abu Bakar telah keluar dari Rumahnya. Karena lama menunggu mereka tertidur sampai saat pagi tiba, Ali keluar dari rumah dan mereka pun bertanya kepada Ali mana Rasulullah ? Rasullah sudah pergi. Para pemimpin Quraisy tadi pun akhirnya mereka kembali ketempat kediamannya.
Demianlah sedikit kutipan Kisah bahwa Ali tidak menolak sedikitpun, apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulllah sebagaimana gambaran kondisi mukmin yang militant, yang selalu siap akan perintah Allah dan Rasul QS:An-Nur,24 ayat 51:


Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
Apabila kondisi tersebut telah berada pada diri pribadi mukmin maka Insya Allah mereka itulah orang-orang yang beruntung  sebagaiman lafadz selanjutnya mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Kesimpulan
Bahwasanya orang-orang yang dahulu nya berada dalam dalam kegelapan apabila, ia ingin kembali dan ia membaca Kitabullah Al Qur’an sehingga ia sadar (dengan tetesan air mata yang mengalir di pipi) bahwa dirinya salah dalam berbuat. Berangsur-angsur ia mempelajari apa yang ada dalam Al Qur’an atau kalau dalam istilah Tadabbur Al-Qur’an QS:Muhammad,47 ayat 24, lalu ia selalu siap akan berita apapun yang ia peroleh dalam Al Qur’an tanpa sedikitpun ada keraguan dalam dirinya, dan jika diperintah apa jawabanya : Sami’na wa ato’na “Kami dengar dan Kami patuh”, dengan demikian akan menghantarkan diri nya selalu dalam keberuntungan, atau dalam makna nya Itulah tetesan air mata kebahagiaan yang akan menghantakan dirinya selalu dalam keberuntungan dan Rahmat Allah akan selalu tercurah padanya.
Pelajaran
Tadabbur Al-Qur’an (QS:Muhammad,47 ayat 24, QS:An-Nisa,4 ayat 82) itu banyak manfaat nya bagi umat islam, dengan tadabbur Al-Qur’an dapat mengubah kondisi manusia yang berada dalam kegelapan kepada cahaya terang benderang atau dalam Istilah Al-Qur’an itu dapat mengubah psikologo manusia, dan masih banyak lagi manfaatnya.

Al-Hadist

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
(IBNUMAJAH - 220) : "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
(AHMAD - 7965) : Telah menceritakan kepada kami Al Aswad bin 'Amir telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Barangsiapa meniti jalan guna menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga."






Wednesday, May 22, 2013

AL-QUR’AN TEROPONG TAJAM MAHA SEMPURNA

AL-QUR’AN TEROPONG TAJAM MAHA SEMPURNA

Petunjuk Dalil
Dengan mengamati petunjuk firman dalam Surah Al Qoshosh ayat 85-86, yaitu :
 

85. Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atas kamu (untuk mengajarkan) Al Quran ini secara pasti  akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Rabbku mengetahui kepada siapa yang datang  membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".
86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.

Pengkajian Dalil

Dalam perngertian ringkas daripada ayat-ayat tersebut, mengingat:
a.    Perkataan “alladzi farodho`alaikal Qur’ana” adalah merupakan perintah Allah dalam kedudukan hukum “wajib”. Dengan itu maka Allah menetapkan perintah dalam bentuk mutlaq terhadap kedudukan “tadabbur al Qur’an” atas umatnya. (QS:An-Nisa,4 ayat 82), karena “inilah satu-satunya penyajian” bagi hamba yang beriman.
b.    Dengan bertadabbur maka Allah akan jadikan beberapa ketetapan, antara lain:
01.          Allah akan berikan berbagai kaidah yang akurat dengan hujjah yang pasti untuk menhadapi berbagai permasalahan kehidupan ummat manusia (QS:Al-Israa,17 ayat 9), kemudian Allah adakan suatu dinding yang tersembunyi sehingga akan dapat membedakan antara kwalitas mukmin dengan kwalitas kafir dalam kehidupan (QS:Al-Israa,17 ayat 45).
02.          Faham tentang system yang benar menurut Al Qur’an dan As Sunah, karena Allah telah tetapkan kepada RasulNya tentang keberadaannya secara jelas dan pasti pada garis syari`at (QS:Al-Jatsiyah,45 ayat 18).
03.          Allah tunjukkan tentang berbagai amtsal yang tersembunyi dalam kedudukan Al Qu’an yang berbahasa Arab lahjah Quraisy sebagai teropong utama seluruh permasalahan (QS:Az-Zumar,39: ayat 27-28).
c.     Perkataan “laro-ddu ka ila- ma’a-din”, adalah keterkaitan erat dengan janji Allah antara lain:
01.          Bahwa menetapkan janjiNya tentang keberlakuan Hukum Islam atas ummat manusia diseluruh Dunia ini dalam bentuk kemuliaan atas mukmin dan kehinaan atas kafir (QS:At-taubah,9 ayat 33)
02.          Bahwa menetapakan janjiNya tentang runtuhnya seluruh kekuatan kafir deseluruh dunia ini setelah melalui proses dialog antara mukmin dengan kafir (QS:Al-Hasyr,59 ayat 2)
d.    Dengan keberadaan Al Qur’an sebagai rahmat, sehingga keberadaan Rasul ditetapkanNya sebagai Rahmatan lil `alamin (QS:Al-Anbiya,21 ayat 107). Karena itu menuntut kebersihan hati dalam melaksanakann panggilan Allah dan RasulNya secara benar (QS:Al-Anfal,8 ayat 24), sehingga akan dapat membuahkan sosok muslim yang tidak berfihak kepada segala bentuk kezholiman (QS:Hud,11 ayat 113)

Dengan analisa tersebut maka jelas bahwa dengan pemahaman dan proses sosialisasi al Qur’an secara baik dan benar adalah merupakan cara yang dituntunkan Allah menuju bangunan ummat didunia ini atas dasar Hukum Islam secara mutlaq dari petunjuk Al Qur’an dan Al Hadist Shahih.

Memaknai dalam bahasan

Bahwa petunjuk Al-Qur’an dan panduan Rasulullah adalah merupakan gambaran sikap untuk mengantisipasi segala upaya kafir yang dengan jelas berkehendak untuk memadamkan cahaya Islam (QS: As-Shaf,61 ayat 8) dengan berbagai cara(QS:Fushilat,41 ayat 26).Maka dalam melaksanakan dakwah dituntut kemampuannya:
a.    Dengan ketataksanan Al-Qur’an adalah untuk mengatasi dan mengantisipasi segala upaya dari kaum musyrik jahili, yang senantiasa berupaya untuk melakukan penjajahan dan penaklukan terhadap fikiran, jiwa, dan budaya (QS:Al-Furqon,25 ayat 52).
b.    Dengan petunjuk al- Qur’an dengan untuk melemahkan segala tehknik dan gaya kafir yang terpusat pada “suksesi”(pengambilan alihan) dari berbagai penafian manusia dan kemanusiaan melalui berbagai kekejaman yang beralibi (QS: An-Naml,27 ayat 48).
Maka dakwah dengan melaksanakan sosisalisasi al Qur’an dengan sendirinya akan membuat kaum kafir tidak dapat mempertahankan interesnya(kepentingan) sendiri.
Adapun tujuan utama sosialisasi al Qur’an adalah untuk mengajak dan mengatur ummat muslimin dalam menjumput Janji Allah yang pasti dan Maha Benar.


Powered by Blogger.

Risalah Islam eL-MUQOFFA

Template Hits

PopularPosts

Followers