Sunday, May 19, 2013

AL QUR’AN SEBAGAI OBAT PENAWAR (OBAT HATI)



AL QUR’AN SEBAGAI OBAT PENAWAR (OBAT HATI)

Petunjuk Dalil

Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan bahwa salah satu fungsi Al Qur’an adalah sebagai Syifa’ atau penawar terhadap segala penyakit hati yang mengidap diri manusia, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah Qs. Yunus, 10 : 57 yang berbunyi :


“Hai manusia, sungguh telah datang kepadamu pengajaran dari Rabb kamu sekalian, dan sebagai penawar bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”


Pengkajian

Ayat tersebut pada satu sisi memberikan pengertian, antara lain bahwa sebenarnya Al Qur’an diturunkan Allah kepada ummat manusia adalah untuk mengeluarkan mereka dari jeratan budaya jahiliyah yang selalu diliputi dengan penyakit bathiniyah, seperti dengki, benci, sentimen, amarah dan dendam kesumat (Qs. Al Baqarah, 2 : 10), termasuk terhadap orang-orang yang berupaya menegakkan Kebenaran, sehingga berujung pada kerasnya hatinya dalam menanggapi bukti-bukti Kebenaran Ayat-ayat Allah, sebagaimana ditunjukkan dalam beberapa sikap, antara lain :
  1. Sulitnya hatinya dalam  menerima Kebenaran Al Qur’an dan bahkan mudah mendustakannya, sebagaimana tersebut dalam Qs. Al An’am, 6 : 4 - 5 yaitu :
 

“Dan tidak ada suatu ayat pun dari ayat-ayat Rabb mereka sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya). Niscaya sungguh mereka telah mendustakan yang haq (Al-Quran) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.”

  1. Sulitnya menanggapi peringatan dan ancaman Allah, sebagaimana tersebut dalam Qs. Al Hajj, 22 : 45 – 46 yaitu :
 
“Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Natijah

Dengan memahami beberapa dalil sebagaimana tersebut di atas, maka dapatlah ditarik satu pemahaman bahwa pada dasarnya penyakit bathin tersebut bila terus dipupuk dan tidak pernah dinetralisir dengan bimbingan Al Qur’an melalui proses bertadabbur (Qs. Muhammad, 47 : 24), maka lambat laun akan membutakan rohani dan menutup pintu hidayah dari Allah, sebagaimana diamtsalkan dalam Qs. Fathir, 35 : 22 yang berbunyi :


Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan tiadalah sekali-kali engkau (Muhammad) sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.”

Disinilah letak pentingnya bertadabbur Al Qur’an sebagaimana fungsi dan kedudukannya sebagai “penawar dan penjernih hati”.

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Risalah Islam eL-MUQOFFA

Template Hits

PopularPosts

Followers