TETESAN AIR MATA
KEBAHAGIAAN
Petunjuk
Dalil
Al Quran
ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
(QS:As-Shad,38
ayat 87)
Pengkajian
Al-Qur’an
merupakan sesuatu curahan rahmat dari Allah yang sungguh sangat luar biasa isi
& maknanya (QS:Al-Anbiya,21 ayat 107), dibalik itu ada banyak pelajaran
berharga yang dapat kita petik (QS:Az-Zumar,39 ayat 27), untaian-untaian
ayatnya sungguh indah nan menawan laksana bunga melati yang menebar harumya
dimalam hari.
Dilihat
dengan pandangan mata, Al-Qur’an hanyalah sebuah kitab yang berisi
tulisan-tulisan Arab, tapi disisi lain jikalau seorang hamba membaca, meresapi,
mempelajari, memahami dan menanamkan, daripada isi dan maksud yang terkutip
didalamnya, bukan tidak mungkin seorang hamba itu akan meneteskan air mata yang
mengalir dipipi, disebabkan Kebenaran Isi kandungan serta makna yang begitu
mendalam (QS:Al-Maidah,5 ayat 83)
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada
Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka
sendiri); seraya berkata: "Ya Rabb Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah
Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan
kenabian Muhammad s.a.w.).
Dengan selalu membaca memahami dan mempelajariNya, sehingga
membuat kondisi seseorang yang dahulunya berada dalam kegelapan
berangsur-angsur hijrah kepada cahaya terang benderang bagaikan bulan dimalam
hari Kalau dalam istilah bahasa Arab Al Qur’an sebagai An-Nur sebagaimana yang
telah temaktub dalam (QS: Ibrahim,14 ayat 1):
Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Allah yang Maha Perkasa
lagi Maha Terpuji.
Dengan hijrahnya dari kegelapan menuju cahaya terang
benderang, Jikalau terdapat baginya perintah-perintah ia akan selalu siap
dengan kondisi apapun yang ada pada dirinya, seperti Kisah Ali bin Abi Tholib.
Disaat para dedengkot-dedengkot (pemimpin-pemimpin) Quraisy seperti Abu Jahal,
Abu Lahab,, dan yang lainnya yang tidak senang dengan ajaran yang dibawa
Rasulullah Muhammad mengepung ditempat kediaman Rasulullah, pada saat itu
Rasulullah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Tholib. Dengan kekuatan yang
besar, mereka melakukan penjagaan yang sangat ketat, Rasullah telah mengetahui
bahwa mereka mau membunuhnya, maka Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Tholib
yang usia masih muda, Rasul berkata pada Ali : Ali kamu tidur disini ya (menggantikan
posisi Rasul tidur) Kata Ali: Baik Rasul, kemudian Rasulullah dan Abu Bakar
keluar dari rumahnya untuk pergi, pada saat itu para pemimpin Quraisy dengan
perintah Allah mata mereka tidak melihat bahwa Rasullah dan Abu Bakar telah
keluar dari Rumahnya. Karena lama menunggu mereka tertidur sampai saat pagi
tiba, Ali keluar dari rumah dan mereka pun bertanya kepada Ali mana Rasulullah
? Rasullah sudah pergi. Para pemimpin Quraisy tadi pun akhirnya mereka kembali
ketempat kediamannya.
Demianlah sedikit kutipan Kisah bahwa Ali tidak menolak
sedikitpun, apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulllah sebagaimana gambaran
kondisi mukmin yang militant, yang selalu siap akan perintah Allah dan Rasul
QS:An-Nur,24 ayat 51:
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah
orang-orang yang beruntung.
Apabila kondisi tersebut telah berada pada diri pribadi
mukmin maka Insya Allah mereka itulah orang-orang yang beruntung sebagaiman lafadz selanjutnya mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Kesimpulan
Bahwasanya orang-orang yang dahulu nya berada dalam dalam
kegelapan apabila, ia ingin kembali dan ia membaca Kitabullah Al Qur’an
sehingga ia sadar (dengan tetesan air mata yang mengalir di pipi) bahwa dirinya
salah dalam berbuat. Berangsur-angsur ia mempelajari apa yang ada dalam Al Qur’an
atau kalau dalam istilah Tadabbur Al-Qur’an QS:Muhammad,47 ayat 24, lalu ia
selalu siap akan berita apapun yang ia peroleh dalam Al Qur’an tanpa sedikitpun
ada keraguan dalam dirinya, dan jika diperintah apa jawabanya : Sami’na wa ato’na
“Kami dengar dan Kami patuh”, dengan demikian akan menghantarkan diri nya
selalu dalam keberuntungan, atau dalam makna nya Itulah tetesan air mata kebahagiaan
yang akan menghantakan dirinya selalu dalam keberuntungan dan Rahmat Allah akan
selalu tercurah padanya.
Pelajaran
Tadabbur Al-Qur’an (QS:Muhammad,47 ayat 24, QS:An-Nisa,4 ayat 82) itu banyak manfaat nya bagi umat islam,
dengan tadabbur Al-Qur’an dapat mengubah kondisi manusia yang berada dalam
kegelapan kepada cahaya terang benderang atau dalam Istilah Al-Qur’an itu dapat
mengubah psikologo manusia, dan masih banyak lagi manfaatnya.
Al-Hadist
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
(IBNUMAJAH
- 220) : "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ أَخْبَرَنَا أَبُو
بَكْرٍ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
(AHMAD - 7965) : Telah menceritakan kepada
kami Al Aswad bin 'Amir telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr dari Al A'masy
dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam Bersabda: "Barangsiapa meniti jalan guna menuntut ilmu, maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga."